Senin, 03 Desember 2007

Ventilasi

Aning gelagapan, matahari sudah merekahkan senyumnya saat ia membelalakan mata bulatnya. karuan saja langsung blingsatan menuju kamar pujaannya, bathroom for wondergirl....! Di kamar pujaannya ia bisa berjam-jam, betah banget! Biasanya sambil memainkan air di bak mandi, cewek cuek satu ini menyanyikan hingga satu cd, ya 8 - 10 lagu gitu..............

Tapi kali ini, sebait syairpun nggak keluar dari bibir seksinya. Aning benar-benar kelabakan, hari ini ada jadwal ujian untuk mata kuliah Ekonomi Makro-nya pak Anwar, dosen super killer, nggak kenal ampun kalau telat, pasti lewat.

Sepanjang jalan menuju lebak bulus, mata lelaki begitu nakalnya. Aning narsis aja, nggak kepikiran. Justru yang ada diotaknya wajah sangar dosen killer itu, kumisnya tebal dipinggir bibir, dengan langkah sepatu petak-petuk.

Semakin cepat langkah Aning, melihat deborah yang goyanggannya geboy, mengangkut penumpang yang kebanyakan mahasiswa. Kondektur yang agak sangar, tapi manis itu berteriak lantang : "Depok....Depok....Depok!!!"

Aning cepat menyambar pintu deborah, sambil menginjakkan kakinya di anak tangga.
Kondektur yang sedari tadi berteriak memberi jalan pada gadis cuek itu. Matanya nakal, sambil jari telunjuknya menyolek pinggang Aning. Sialan, dalam hati Aning sambil mata bulatnya
melotot. Kondektur itu malah senyum, tambah nakal aja.

Lebih parah lagi, penumpang di bagian belakang malah pada senyum sinis, terutama kaum wanitanya. Gila, pada kena setan deborah kali ya? tanya Aning penasaran. Sementara mata-mata barisan para lelaki tak henti memandangnya, entah nafsu atau prihatin.

"Neng, ongkosnya dong!" tagih kondektur sambil terus memainkan mata nakalnya.


Aning yang ditagih, merogoh saku jaketnya.

Mendadak raut wajahnya berubah merah, semerah delima malu-malu untuk jatuh karena matang. Ya Allah, mimpi apa aku semalam. Dua buah auratnya menyembul terlihat, indah memang. Ia lupa mengancing bagian yang rawan itu, dua buah kancing tertinggal sehingga memperlihatkan kepunyaannya, maha karya Allah yang sangat indah dan diminati banyak lawan jenisnya. Tapi ya Allah aku malu sekali. Sekelebatan Aning melompat keluar, untungnya deborah berjalan perlahan karena macet.

Aning terus berlari kencang, sambil menutup sebagian wajahnya dengan sapu tangan.
Sampai saat matanya tertuju seubuah masjid, sekaligus tempat nyantri, Al-Mahbubiyah tepat berada di pinggir jalan raya tol simatupang. Segera ia masuk masjid dan menumpahkan air matanya, sesegukan. Bersujud menenggalmkan wajhnya dalam-dalam.

Sore itu awan berarak manja, cerah. Padahal matahari sudah hampir beranjak ke peraduan malam. Kulihat seorang gadis berjilbab anggun, belum pernah melihatnya. Setelah dekat, tak kupercaya gadis itu, tetanggaku Aning. Aning tersenyum manis menyapa : Assalamu'alaikum, Hasan!"

"Waalikum, ukhti. Alhamdulillah kau baik saja? tanyaku penuh selidik.

"Baik, ikhwan Hasan. Antum baik juga kan. Sudah lama kita nggak jumpa, bagaimana ummi?
balik tanya Aning.

"Alhamdulillah, baik. syukron"

"Aku duluan, ya. Hari menjelang maghrib aku mau ke mushollah menyusul ibu"

"O ya silakan!" aku masih penasaran sejak kapan ia berjilbab.

Hari semakin gelap. Muazin mulai memangumandangkan azan dengan suara merdunya. Allah telah memanggil ummatnya untuk ngobrol denganNya.

Tidak ada komentar: