Senin, 03 Desember 2007

Jelang Sore Harapan

Sore agak mendung. Awan kelabu menggelayut di atas bumi kostrad. Sementara itu, aku dan teman-teman masih asyik ngesas di ruang multimedia sambil dengerin musik yang diputar Handoyo si avatar gila. Ada gadis cantik, dakocan Gita, ibu penuh teladan Emmy laksmi yang sudah haji, Agus si guru ganteng, Laelani yang lagi ngeglosor kecapekan, Warno raja sawer, bu nurbaiti cahaya rumah, sigit si atlit, Sarmaini bu haji turunan batak mandailing. Semuanya serius ngesas dan aku sendiri jenuh banget. Sambil terus ngesas sesekali bikin tulisan dibloggku.

Menjelang bagi raport, sebagian guru-guru di Jakarta sibuk memasukkan nilai on line lewat program SAS. Entah ini demi kemajuan pendidikan di Jakarta atau sekedar megaproyek. Aku nggak ngerti. Tapi kita lihat sisi baiknya saja, guru-guru jadi agak melek komputer.

Tapi memang perlu dipikirkan juga, bahwa dengan sas tidak serta merta pendidikan di Jakarta menjadi lebih berkualitas, atau mungkin menjadi sebaliknya. Saking guru-guru ditekan sama kepala sekolah untuk mengisi SAS dan kepala sekolah ditekan oleh pihak birokrat agar SAS berjalan. Inilah program canggih yang sedang dicanangkan oleh dikmenti Jakarta. PROGRAM CANGGIH SAUDARA-SAUDARA!!!! WAHAI WARGA PENDIDIKAN JAKARTA PUNYA PROGRAM CANGGIH UNTUK HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK!!! TOLONG KABARKAN KESEANTERO JAGAD MAYA.........!

SAS memang bukan jaminan mutu bahwa pendidikan di Jakarta bisa berkualitas lebih baik dari provinsi lain. Tapi paling tidak, Jakarta telah mencoba pendidikan dengan didukung IT yang "baik". Perlu diingat juga bahwa dengan adanya sas guru-guru jadi lebih rajin disekolah untuk berlama-lama (itu juga yang peduli doang gitu!). namun, dengan adanya sas guru-guru juga jadi lebih tidak terkonsentrasi mengembangkan daya kreatifnya karena tuntuannya bertambah kompleks, belum lagi tekanan pimpinan sekolah. Jadi ngesas itu jaminan mutu ga ya?

Woy..... birokrat dikmenti ngesas jaminan mutu nggak???????????

Tidak ada komentar: