separuh malam
bintang malu bersembunyi
dibalik punggung awan mendung
bersambaran petir getir
menyambar sanubari yang lelah
separuh malam
sebenarnya : tak perlu ada lagi kerisauan
sebab kurasakan jemari lembutMu
menampar pedih
separuh malam
belum lagi basuh relung hati
syaraf otakku mengelana
mencari jalan mencabik-cabik belukar
jantung kegalauan
separuh malam
Kau menertawaiku lewat
hembusan angin diperaduan
ketakutanku tak jumpai Kau
disetiap aliran darah
nafas dan lafadzku
separuh malam
meskikah kutunggui
agar fajar tak segera menjelang
separuh malam
kusunting kau
dengan ketakwaan maharku
Senin, 10 Desember 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar